gravatar

Sebab^^ Yang Mendatangkan Rizki Part I


        Segala puji bagi Allah semata, salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad, keluarga dan sahabatnya.

Akhir-akhir ini banyak orang mengeluhkan rezki cupet, hilangnya keberkahan, beratnya beban hidup dengan segala kebutuhanya. Mencari rezki dan penghidupan menjadi tema yang cukup menyita fikiran dan menggelisahkan kebanyakan mereka, hingga mereka menempuh berbagai jalan dalam memperolehnya, ada yang mencuri, menjalankan praktek riba, menyogok, ada juga yang berprilaku munafik dan menipu, menumpahkan darah, memutuskan silaturahim dan meninggalkan ketaatan kepada Allah SWT, dan sebagainya, kesemua itu dilakukan demi penyesuaian dengan lingkungan dan memenuhi tuntutan jiwa, keluarga dan keturunan.

Mereka lupa bahwasanya Allah SWT telah menggariskan serta menjelaskan sarana-sarana yang dapat mendatangkan rezki bagi hamba-hambanya, Dia menjanjikan bagi orang yang komitmen denganya akan diberikan keluasan rezki, menjamin baginya kesuksesan dan keselamatan dari segala yang tidak diinginkan, memberinya serta rezki dari jalan yang tidak terduga.


Dan berikut ini beberapa sebab yang mendatangkan rezki: 

Pertama: bertakwa kepada Allah SWT.

Allah SWT menjadikan takwa termasuk diantara sebab yang mendatangkan rezki dan menambahkanya, Dia berfirman:


Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezki dari arah yang tidak ia duga“ ( QS: Ath-Thalak: 2-3). 

Maka barang siapa yang bertakwa kepada Allah dan senantiasa berada dalam keridloanya dalam seluruh kondisinya, maka Dia akan memberinya balasan di dunia dan akhirat, dan diantara balasan-Nya adalah: Dia menjadikan baginya jalan keluar dan solusi dari segala kesulitan dan kesusahan, serta memberinya rezki dari arah yang tidak diduga dan disadari.
        Ibnu katsir mengatakan: “ maksud ayat di atas adalah: barangsiapa bertakwa kepada-Nya dengan menjalankan apa yang Dia perintahkan, meninggalkan apa yang Dia larang, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar dari permasalahanya dan mengkaruniakan rezki dari arah yang tidak ia duga atau tidak terlintas dalam benaknya“.
Ibnu Abas r.a. mengatakan: “ Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya, yaitu dengan melepaskanya dari kesulitan di dunia dan akhirat, dan memberinya rezki dari arah yang tidak ia duga, yakni arah yang tidak pernah ia harapkan atau ia angan-angankan.

Allah SWT berfirman:


jika sekiranya penduduk-penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkat dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami seksa mereka disebabkan perbuatan mereka. Al-A'raf:96


Imam As-Sa’di mengatakan: “ Kalau sekiranya penduduk negeri beriman dalam hati mereka dengan iman yang benar yang dibuktikan dengan amal perbuatan, menggunakan ketakwaan mereka kepada Allah secara zahir maupun batin dengan meninggalkan segala yang diharamkan, niscaya Allah SWT akan membukakan bagi mereka pintu-pintu keberkahan dari langit maupun bumi, Dia akan menurunkan hujan deras bagi mereka, menumbuhkan segala yang dibutuhkan mereka dalam hidup dan dibutuhkan hewan-hewan mereka, sehingga mereka berada dalam kehidupan yang makmur dan penuh dengan rezki, tanpa merasakan keletihan dan kesusahan“.

Akan tetapi apa gerangan takwa yang Allah SWT jadikan sebab bagi datangnya rezki, dan mengabarkan bahwa Dia akan memberi pelakunya rezki dari arah yang tidak terduga?


Takwa adalah anda membuat pelindung dan penghalang antara diri anda dan apa yang membahayakan anda, yaitu menjalankan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Dia larang, Dia tidak mendapatkanmu sedang menjalankan larangan-Nya, dan tidak pula kehilanganmu saat datang perintah-Nya, Syi’armu adalah perintah dan larangan-Nya. Begitulah ungkapan para salafusalih dalam mendefinisikan dan menjelaskan makna takwa.

Ibnu mas’ud mendefinisikan takwa, ia mengatakan: “ Hendaklah Allah SWT ditaati tidak di maksiati, diingat tidak dilupakan, dan disyukuri tidak dikufuri“.
Ibnu abas r.a. mengatakan: ” Orang yang bertakwa adalah orang yang senantiasa menghindarkan dirinya dari siksa Allah akibat meninggalkan petunjuk-Nya, serta mengharap rahmat-Nya dalam beriman kepada apa yang Dia turunkan. 
 
Talq bin Habib mengatakan: “ Takwa adalah anda melakukan ketaatan kepada Allah di atas cahaya dari-Nya seraya mengharap pahala-Nya, dan meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya diatas cahaya dari-Nya seraya takut akan siksanya “.

Abu Hurairah pernah ditanya tentang takwa, maka ia mengatakan: “ Apakah kamu pernah melewati jalan yang dipenuhi duri?, dijawab: ya, ia berkata: apa yang kamu lakukan?, dijawab: jika aku melihat duri aku menghindarinya atau melangkahinya, atau meninggalkanya, abu Hurairah berkata: itulah takwa“. Itulah makna yang dikatakan Ibnu Al-Mu’tamir:
Tinggalkan dosa yang kecil maupun yang besar itulah takwa
Jadilah seperti orang yang berjalan di jalanan yang dipenuhi duri maka ia waspada terhadap seluruh yang ia lihat
Janganlah kamu meremehkan dosa kecil sesungguhnya gunung itu terbentuk dari kerikil
Maka selayaknya bagi kamu wahai saudaraku tercinta jika kamu menginginkan keluasan rezki dan kemakmuran hidup untuk bertakwa kepada Allah SWT dalam setiap urusanmu, dalam rumah tanggamu, pekerjaanmu, keluarga dan anakmu, dan hendaklah kamu menjaga dirimu dari segala dosa, menjalankan perintah Tuhanmu, menjauhi larangan-laranga-Nya, memelihara diri dari perbuatan yang dapat mendatangkan

iksa-Nya dalam bentuk melakukan kemungkaran atau meninggalkan kebajikan.

Kedua: Istigfar dan taubat

Diantara sebab-sebab yang mendatangkan rezki adalah istigfar dan taubat, Allah SWT berfirman seraya mengabarkan tentang Nuh as, bahwasanya ia berkata kepada kaumnya:


Maka aku berkata (kepada mereka),“ mohonlah ampunan kepada tuhanmu, sungguh Dia maha pengampun, niscaya dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu“. (QS: Nuh: 10-12).
 
Imam Qurtubi mengatakan: “ Di dalam ayat ini dan di dalam surat Hud terdapat dalil yang menunjukan bahwa istigfar menjadi sarana untuk meminta turunnya rezki dan hujan“.
Ibnu Katsir mengatakan:“ yakni jika kalian bertaubat kepada-Nya, beristigfar dan mentaati perintah-Nya, niscaya Dia akan memperbanyak rezki untuk kalian, menurunkan hujan dari keberkahan langit, menumbuhkan tumbuhan dari keberkahan bumi, menghidupkan tanaman, memperbanyak susu hewan-hewan perahan kalian dan menyokong kalian dengan harta dan keturunan, menjadikan untuk kalian kebun-kebun yang di dalamnya terdapat beraneka ragam buah-buahan serta mengalirkan sungai-sungai di dalamnya“.
Mut’rif meriwayatkan dari As-Sya’bi bahwa Amirul mukminin Umar r.a. keluar meminta hujan dengan orang-orang, maka beliau tidak lebih dari mengucapkan istigfar hingga pulang, beliau ditanya: kami tidak mendengar engkau mengucapkan doa minta hujan, umar menjawab: aku meminta hujan dengan majadih langit yang dapat menjadi sebab diturunkanya hujan, kemudian beliau membaca:


Maka aku berkata (kepada mereka),“ mohonlah ampunan kepada tuhanmu, sungguh Dia maha pengampun, niscaya dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.( QS: Nuh: 10-12).

Seseorang pernah mengadukan kekeringan kepada Hasan Al-Bashri, maka beliau mengatakan: “ beristigfarlah kepada Allah “, dan seseorang yang lain mengadukan kepadanya tentang kekeringan pada kebunya, maka beliau mengatakan: “ beristigfarlah kepada Allah “, terkait hal tersebut mereka mengatakan: orang-orang datang kepadamu mengadukan berbagai macam perkara, lalu engkau memerintahkan semuanya untuk beristigfar, beliau berkata: aku tidak mengatakan sesuatu dari diriku sendiri, sesungguhnya Allah SWT berfirman dalam surat Nuh:


Maka aku berkata (kepada mereka),“ mohonlah ampunan kepada tuhanmu, sungguh Dia maha pengampun, niscaya dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu“. (QS: Nuh: 10-12).

Allah SWT berfirman tentang Hud, bahwa ia berkata kepada kaumnya:


Dan (Hud berkata), “ wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya dia menurunkan hujan yang sangat deras, dia akan menambah kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.“ (QS: Hud: 52).

Ibnu katsir berkata: “ Hud a.s. memerintahkan kaumnya agar beristigfar yang dapat menghapus dosa-dosa yang terdahulu, dan memerintahkan agar bertaubat atas apa yang akan datang, dan barang siapa memilki sifat ini. Maka Allah SWT akan mempermudah rezkinya dan semua urusanyan, serta menjaga keadaanya.“

Allah SWT berfirman:


Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya, niscaya dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberi karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka sungguh, Aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat). (QS: Hud:3).

Di dalam ayat ini Allah SWT menjanjikan kepada orang-orang yang beristigfar kepada-Nya dan bertaubat akan diberikan kenikmatan yang baik, yaitu keluasan rezki dan kemakmuran hidup, dan Dia menetapkan itu sebagai bentuk balasan atas syaratnya, yaitu istigfar dan taubat.
Rasulullah saw bersabda::


Barang siapa memperbanyak istigfar, maka Allah SWT akan menjadikan kelapangan baginya dari setiap kecemasan dan jalan keluar dari setiap kesulitan serta memberinya rezki dari arah yang tidak ia duga ” (HR: Ahmad dan Abu Dawud, dan sanadnya disahihkan oleh syekh Ahmad Syakir).

Wahai saudaraku yang tercinta, istigfar yang dapat mendatangkan rezki, memperbanyak dan mengundang keberkahan baginya serta meninggalkan bekas yang mendalam di hati adalah sesuatu yang hati dan lisan berpadu dalam menyuarakan, pelakunya tidak berketetapan hati dalam melakukan dosanya. Adapun orang yang beristigfar dengan lisanya sedang ia berketetapan hati untuk melakukan dosanya, maka ia adalah bohong dalam beristigfar dan tidak ada faedah dalam istigfarnya.
Jika anda menginginkan keluasan rezki dan kemakmuran hidup, maka bersegeralah beristigfar, baik dengan ucapan atupun perbuatan, jangan

hanya mencukupkan istigfar dengan lisan saja, karena itu adalah prilaku para pembohong.